Selasa, 31 Maret 2009

AUTISIC SPECTRUM DISORDER (ASD)

AUTISIC SPECTRUM DISORDER (ASD)

Anak yang didiagnosa dengan autisic spectrum disorder (ASD) dapat berasal dari berbagai kalangan sosioekonomi, suku, ras dan etnis. Semakin banyak anak dengan ASD akan ditemukan dalam setiap komunitas dan lingkungan seiring meningkatnya identifikasi dari gangguan tersebut. Estimasi biaya tahunan untuk pendidikan dan penanganan individu dengan ASD adalah sekitar 90 milyar dolar berdasarkan Autism Society of America. Diagnosa dan penanganan yang lebih awal adalah faktor utama untuk mengurangi biaya penanganan anak-anak dengan ASD.

Menurut DSM-IV autistic spectrum disorder (ASD) merupakan bagian dari pervasive developmental disorder (PDD) atau Gangguan Perkembangan Pervasif (GPP), Pervasif artinya meresap atau yang mendasari sehingga mengakibatkan gangguan lain dan GPP adalah suatu gangguan perkembangan pada anak, dimana terutama terdapat 3 bidang perkembangan yang terganggu, yaitu: komunikasi, interaksi sosial dan perilaku. Gejala-gejala tersebut harus sudah ada sejak sebelum usia 3 tahun, walaupun demikian diagnosis ditegaskan saat anak berusia 3 tahun. Gangguan di bidang komunikasi meliputi (1) tidak ada gesture ataupun mimik, (2) tidak bisa mempertahankan bicara yang lama, (3) bahasa stereotipik dan repetitif dan (4) tidak bisa bemain berpura-pura (sandiwara).
Gangguan di bidang interaksi sosial meliputi (1) menghindari tatap mata, (2) gagal dalam hubungan pertemanan, (3) kurangnya spontanitas dalam bermain, (4) hilangnya rasa emosional. Gangguan di bidang perilaku meliputi (1) pola perilaku stereotipik tertentu, (2) melakukan rutinitas secara ritual, (3) mannerisme seperti finger flapping dan (4) preokupasi terhadap bagian benda tertentu saja. Namun secara klinis di lapangan, gangguan tersebut ditemukan secara spektrum (berbeda kadar/derajat keparahannya). Bila gangguan tersebut memenuhi kriteria lengkap seperti di atas maka disebut dengan autistic disorder, sedangkan bila tidak lengkap maka disebut sebagai autistic spectrum disorder.

Terminologi Gangguan Perkembangan Pervasif ini melingkupi beberapa sindroma
atau gangguan perkembangan yang mempunyai ciri seperti tersebut di atas. Kondisi yang dapat diklasifikasikan kedalam Gangguan Perkembangan Pervasif, menurut ICD-10(International Classification of Diseases, WHO 1993), maupun menurut DSM-IV (American Psychiatric Association, 1994) adalah :
1. Autisme Masa Kanak (Childhood Autism)
2. Gangguan Perkembangan Pervasif yang tak tergolongkan (GPP-YTT)
(Pervasif Developmental Disorder Not Otherwise Specified (PDD-NOS)
3. Sindroma Rett (Rett’s Syndrome)
4. Gangguan Disintegratif Masa kanak (Childhood Disintegrative Disorder)
5. Sindroma Asperger (Asperger’s Syndrome).

1. Autisme Masa kanak ( Childhood Autism )

Autisme Masa Kanak adalah gangguan perkembangan pada anak yang gejalanya
sudah tampak sebelum anak tersebut mencapai umur 3 tahun. Perkembangan yang

terganggu adalah dalam bidang :

1.1. Komunikasi : kualitas komunikasinya yang tidak normal, seperti ditunjukkan
dibawah ini :
• Perkembangan bicaranya terlambat, atau sama sekali tidak berkembang.
• Tidak adanya usaha untuk berkomunikasi dengan gerak atau mimik muka
• untuk mengatasi kekurangan dalam kemampuan bicara.
• Tidak mampu untuk memulai suatu pembicaraan atau memelihara suatu pembicaraan dua arah yang baik.
• Bahasa yang tidak lazim yang diulang-ulang atau stereotipik.
• Tidak mampu untuk bermain secara imajinatif, biasanya permainannya kurang variatif.

1.2. Interaksi sosial : adanya gangguan dalam kualitas interaksi sosial :
• Kegagalan untuk bertatap mata, menunjukkan ekspresi fasial, maupun postur dan gerak tubuh, untuk berinteraksi secara layak.
• Kegagalan untuk membina hubungan sosial dengan teman sebaya, dimana mereka bisa berbagi emosi, aktivitas, dan interes bersama.
• Ketidak mampuan untuk berempati, untuk membaca emosi orang lain.
• Ketidak mampuan untuk secara spontan mencari teman untuk berbagi kesenangan dan melakukan sesuatu bersama-sama.

1.3. Perilaku : aktivitas, perilaku dan interesnya sangat terbatas, diulang-ulang dan
stereotipik seperti dibawah ini :
• Adanya suatu preokupasi yang sangat terbatas pada suatu pola perilaku yang tidak normal, misalnya duduk dipojok sambil menghamburkan pasir seperti air hujan, yang bisa dilakukannya berjam-jam.
• Adanya suatu kelekatan pada suatu rutin atau ritual yang tidak berguna, misalnya kalau mau tidur harus cuci kaki dulu, sikat gigi, pakai piyama, menggosokkan kaki dikeset, baru naik ketempat tidur. Bila ada satu diatas yang terlewat atau terbalik urutannya, maka ia akan sangat terganggu dan nangis teriak-teriak minta diulang.
• Adanya gerakan-gerakan motorik aneh yang diulang-ulang, seperti misalnya mengepak-ngepak lengan, menggerak-gerakan jari dengan cara tertentu dan mengetok-ngetokkan sesuatu.
• Adanya preokupasi dengan bagian benda/mainan tertentu yang tak berguna, seperti roda sepeda yang diputar-putar, benda dengan bentuk dan rabaan tertentu yang terus diraba-rabanya, suara-suara tertentu.
• Anak-anak ini sering juga menunjukkan emosi yang tak wajar, temper tantrum (ngamuk tak terkendali), tertawa dan menangis tanpa sebab, ada juga rasa takut yang tak wajar. Kecuali gangguan emosi sering pula anak-anak ini menunjukkan gangguan sensoris, seperti adanya kebutuhan untuk mencium-cium/menggigit-gigit benda, tak suka kalau dipeluk atau dielus. Autisme Masa Kanak lebih sering terjadi
• pada anak laki-laki daripada anak perempuan dengan perbandingan 3 : 1.

2. Gangguan Perkembangan Pervasif YTT (PDD-NOS)
PDD-NOS juga mempunyai gejala gangguan perkembangan dalam bidang
komunikasi, interaksi maupun perilaku, namun gejalanya tidak sebanyak seperti
pada Autisme Masa kanak. Kualitas dari gangguan tersebut lebih ringan, sehingga kadang-kadang anak-anak ini masih bisa bertatap mata, ekspresi fasial tidak terlalu datar, dan masih bisa diajak bergurau.

3. Sindrom Rett

Adalah gangguan perkembangan yang hanya dialami oleh anak wanita.
Kehamilannya normal, kelahiran normal, perkembangan normal sampai sekitar umur 6 bulan. Lingkaran kepala normal pada saat lahir.

Mulai sekitar umur 6 bulan mereka mulai mengalami kemunduran perkembangan. Pertumbuhan kepala mulai berkurang antara umur 5 bulan sampai 4 tahun. Gerakan tangan menjadi tak terkendali, gerakan yang terarah hilang, disertai dengan gangguan komunikasi dan penarikan diri secara sosial. Gerakan-gerakan otot tampak makin tidak terkoordinasi.Seringkali memasukan tangan kemulut, menepukkan tangan dan membuat gerakan dengan dua tangannya seperti orang sedang mencuci baju.. Hal ini terjadi antara umur 6-30 bulan.

Terjadi gangguan berbahasa, perseptif maupun ekspresif disertai kemunduran
psikomotor yang hebat. Yang sangat khas adalah timbulnya gerakan-gerakan tangan yang terus menerus seperti orang yang sedang mencuci baju yang hanya berhenti bila anak tidur.

Gejala-gejala lain yang sering menyertai adalah gangguan pernafasan, otot-otot
yang makin kaku , timbul kejang, scoliosis tulang punggung, pertumbuhan terhambat dan kaki makin mengecil (hypotrophik). Pemeriksaan EEG biasanya menunjukkan kelainan.


4. Gangguan Disintegrasi Masa Kanak

Pada Gangguan Disintegrasi Masa Kanak, hal yang mencolok adalah bahwa anak
tersebut telah berkembang dengan sangat baik selama beberapa tahun, sebelum
terjadi kemunduran yang hebat. Gejalanya biasanya timbul setelah umur 3 tahun.

Anak tersebut biasanya sudah bisa bicara dengan sangat lancar, sehingga
kemunduran tersebut menjadi sangat dramatis. Bukan saja bicaranya yang
mendadak terhenti, tapi juga ia mulai menarik diri dan ketrampilannyapun ikut mundur. Perilakunya menjadi sangat cuek dan juga timbul perilaku berulang-ulang dan stereotipik.

Bila melihat anak tersebut begitu saja , memang gejalanya menjadi sangat mirip
dengan autisme.


5. Sindrom Asperger
Seperti pada Autisme Masa Kanak, Sindrom Asperger (SA) juga lebih banyak
terdapat pada anak laki-laki daripada wanita. Anak SA juga mempunyai gangguan dalam bidang komunikasi, interaksi sosial maupun perilaku, namun tidak separah seperti pada Autisme.
Pada kebanyakan dari anak-anak ini perkembangan bicara tidak terganggu.
Bicaranya tepat waktu dan cukup lancar, meskipun ada juga yang bicaranya agak terlambat. Namun meskipun mereka pandai bicara, mereka kurang bisa komunikasi secara timbal balik. Komunikasi biasanya jalannya searah, dimana anak banyak bicara mengenai apa yang saat itu menjadi obsesinya, tanpa bisa merasakan apakah lawan bicaranya merasa tertarik atau tidak. Seringkali mereka mempunyai cara bicara dengan tata bahasa yang baku dan dalam berkomunikasi kurang menggunakan bahasa tubuh. Ekspresi muka pun kurang hidup bila dibanding anak- anak lain seumurnya. Mereka biasanya terobsesi dengan kuat pada suatu benda/subjek tertentu, seperti mobil, pesawat terbang, atau hal-hal ilmiah lain. Mereka mengetahui dengan sangat detil mengenai hal yang menjadi obsesinya. Obsesi inipun biasanya berganti-ganti.Kebanyakan anak SA cerdas, mempunyai daya ingat yang kuat dan tidak mempunyai kesulitan dalam pelajaran disekolah.

Mereka mempunyai sifat yang kaku, misalnya bila mereka telah mempelajari sesuatu aturan, maka mereka akan menerapkannya secara kaku, dan akan merasa sangat marah bila orang lain melanggar peraturan tersebut. Misalnya : harus berhenti bila lampu lalu lintas kuning, membuang sampah dijalan secara sembarangan.

Dalam interaksi sosial juga mereka mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan teman sebaya. Mereka lebih tertarik pada buku atau komputer daripada teman. Mereka sulit berempati dan tidak bisa melihat/menginterpretasikan ekspresi wajah orang lain. Perilakunya kadang-kadang tidak mengikuti norma sosial, memotong pembicaraan orang seenaknya, mengatakan sesuatu tentang seseorang didepan orang tersebut tanpa merasa bersalah (mis. “Ibu, lihat, bapak itu kepalanya botak dan hidungnya besar ”). Kalau diberi tahu bahwa tidak boleh mengatakan begitu, ia akan menjawab:
“Tapi itu kan benar Bu.”
Anak Sindrom Asperger jarang yang menunjukkan gerakan-gerakan motorik yang aneh seperti mengepak-ngepak atau melompat-lompat atau stimulasi diri.

Autisme Bukan Akhir Segalanya
Jangan panik apabila anda menemukan salah satu gejala-gejala di atas pada anak anda. Sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter, jika mencurigai adanya satu atau lebih gejala di atas pada anak anda. Tetapi jangan juga cepat – cepat menyatakan anak anda sebagai penderita autisme.
Diagnosis akhir dan evaluasi keadaan anak sebaiknya ditangani oleh suatu tim
dokter yang berpengalaman, terdiri dari: dokter anak, ahli saraf anak, psikolog, ahli perkembangan anak, psikiater anak, dan ahli terapi wicara.
Tim tersebut bertanggung jawab dalam menegaskan diagnosis dan memberi arahan mengenai kebutuhan unik dari masing–masing anak, termasuk bantuan interaksi sosial, bermain, perilaku dan komunikasi.
Apabila memang anak anda mengidap autisme, sebaiknya anak anda bersekolah di sekolah khusus. Jika sudah menemukan sekolah yang tepat bukan berarti tugas Anda selesai. Selama di rumah penderita autisme justru harus terus dimotivasi agar mampu mengembangkan potensinya. Kunci perawatan anak autisme adalah kasih sayang dan perhatian orang tua.

Perlu diingat, autisme bukanlah akhir segalanya…

--->dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

yang dah baca ato baru baca judulnya aja plz komentar donk :p